Senangkan Pembudidaya, Ekspansikan Pasar

Senangkan Pembudidaya, Ekspansikan Pasar

Foto: 


Dibalik kkhawatiran pembudidaya terhadap tantangan penyakit, harga pakan, terselip harapan agar 2024 membawa angin yang ‘lebih’ segar

 

Namun, dibalik itu, tentunya, harga di konsumen belum tentu sebanding keringat yang dikeluarkan pembudidaya. Tentulah banyak sikat dan siku yang dipertaruhkan agar usaha budidaya, tetap berlangsung. Bahkan Roni Arsya, pembudidaya nila Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Ranau-Lampung, langsung ‘menembak’ ketika diwawancarai, bahwa ia ingin 2024 ini lebih baik dari 2023 lalu. 

 

“Bisa dikatakan harga saat ini sudah ideal, tentu belum. Namun (saat ini) dibandingkan dengan 2023, agak lebih baik. Karena di 2023, selain harga yang babak belur, juga budidaya ikan di Danau Ranau hancur karena dihantam gas belerang dari dalam danau yang mengakibatkan ikan mati massal. Lalu ketika harga mulai membaik di 2024, disusul kenaikan harga pakan sebesar rata-rata Rp 300/kg. Sehingga, akibatnya biaya produksi ikut terdongkrak,” tukas Roni.  

 

Ditambah, sekarang-sekarang ini, urai Roni, cuaca sedang musim hujan sehingga banyak muncul penyakit. Terutama, yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas di sejumlah titik KJA di Danau Ranau. 

 

“Upaya yang pencegahan yang kami lakukan adalah pendederan. Artinya benih dari kolam pembenihan dikarantina dulu di salah satu KJA. Di sini benih diberi vitamin hingga daya tahan tubuhnya kuat selama seminggu baru ditebar ke KJA,” paparnya.

 

Makanya, Roni menguraikan, dirinya berharap pada 2024 ini, ekonomi nasional membaik sehingga permintaan terus meningkat dan harga jual nila di tingkat pembudidaya stabil. “Memang biasanya memasuki musim hujan ini produksi meningkat karena air banyak.  Dan tantangannya jelas harga jual yang fluktuatif dan penyakit, terutama pada saat musim hujan ini,” bebernya. Dari sini, ia mengungkap harapan para pembudidaya, yang mana lagi-lagi terkait keluhan harga pakan dan obat-obatan untuk tidak naik terus. 

 

“Mohon ada kebijakan dari pemerintah agar harga pakan dan obat-obatan tidak terus naik, apakah dalam bentuk subsidi pajak atau dalam bentuk lain. Masa mobil dan motor listrik dapat potongan pajak dan subsidi harga, lalu petani padi, jagung, kedelai dan lain-lain mendapat subsidi pupuk. Lalu kami pembudidaya ikan yang UMKM ini dapat apa dari pemerintah? Kami juga produsen pangan, yakni pangan hewani yakni ikan,” usulnya tegas.   

 

Di sisi lain, pemasaran pun menjadi topik utama yang dikencangkan. Roni mengungkap, sangat perlu adanya ekspansi pasar, terutama untuk memperbesar volume ekspor. Sehingga, pembudidaya memiliki alternatif produksi, seperti di ikan patin. Lalu harga jual ikan di tingkat pembudidaya bisa lebih stabil. 

 

Peluang ekspansi pasar pun diselaraskan oleh pembudidaya nila di area lainnya. Karena, Prima Eka Putra, pembudidaya di daerah Cikadu, Purwakarta-Jawa Barat menuturkan, tahun ini peminat dan pembudidaya nila semakin meningkat jumlahnya. 

 

“Awal tahun ini, saya berhasil panen sebanyak 5 kuintal. Anda tahu, ternyata jumlahnya itu masih kurang banyak dibanding kebutuhan pasar. Di farm saya, per siklus dalam kurun waktu 3 bulan total ikan yang dipanen sebanyak 2,6 ton. Sementara kebutuhan konsumen per harinya saja mencapai 1 kuintal. Bahkan untuk wilayah Purwakarta, Subang dan Karawang kebutuhan per minggunya itu mencapai 5 ton,” papar Prima.

 

Di kawasan Jawa Timur (Jatim), aura positif pun menggawangi (dan tetap diharapkan begitu). “Wilayah Jatim kebutuhan nila merahnya lebih dominan dibanding nila hitam. Di sana kebutuhannya mencapai 10 ton per minggu. Oleh karenanya saya lebih banyak menjual nila ke arah Jatim. Selain permintaannya banyak, harga jualnya pun bagus,” terang Prima mengenai kondisi pasar saat ini. 

 

Bahkan, strategi ekspansi pasar secara ‘solo’ diuraikan Ahmad Syihabuddin, Owner Kilang Tilapia Premium Fish, Pare-Jawa Timur, sudah dilakukan di farm-nya. “Karena kami menganggap sangat perlu itu

 

 

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 140/ 15 Januari - 14 Februari 2024

 
Aqua Update + Inti Akua + Cetak Update +

Artikel Lain