Substitusi Pakan Guna Keberlanjutan Perikanan

Substitusi Pakan Guna Keberlanjutan Perikanan

Foto: 


Pengembangan pakan mandiri dengan menggunakan substitusi bahan pakan mendapat dukungan penuh dari pemerintah

 

Selain mengurangi ketergantungan akan bahan baku impor, pakan mandiri juga sebagai upaya mengembangkan bahan baku lokal. Termasuk dari produsen bahan baku lokal sendiri melihat usaha substitusi bahan pakan sebagai peluang bisnis yang menjanjikan.

 

Menurut Direktur Pakan dan Obat Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ujang Komaruddin, substitusi atau komplementari sumber protein bahan baku pakan ikan juga merupakan upaya pemerintah guna mengurangi ketergantungan impor bahan baku pakan. Yaitu, dengan mengembangkan pakan ikan mandiri berbasis bahan baku lokal.

 

“Pengembangan penggunaan bahan baku lokal sebagai bahan baku pembuatan pakan, diantaranya mulai dikembangkan melalui budidaya magot dari hewan serangga lalat hitam Black Soldier Fly (Hermetia illucens). Yaitu dengan memanfaatkan sampah limbah organik sebagai media tumbuh magot,” ujar Ujang Komaruddin ketika dihubungi via Whatsapp beberapa waktu lalu.

 

Ia menjelaskan, magot bisa digunakan sebagai bahan baku alternatif sumber protein dalam formulasi pakan ikan dan sebagai pakan ikan alami dalam budidaya ikan. Selain itu, budidaya magot juga mempunyai dampak lain yang lebih luas. Seperti, mengurangi limbah organik yang merupakan permasalahan di pemukiman; menciptakan lingkungan yang bersih dari sampah organik; sarana pemberdayaan masyarakat umum, dan alternatif sumber ekonomi/ pendapatan masyarakat.

 

Lalu, lanjut Ujang-ia kerap disapa, pemerintah pun memasyarakatkan budidaya magot sebagai sumber bahan baku dan pakan ikan. Salah satunya, DJPB pada 2020 telah melaksanakan kegiatan percontohan budidaya magot di UPT dan masyarakat. Magot hasil produksi, baik dalam bentuk hidup maupun tepung digunakan dalam formulasi pakan ikan dan sebagai pakan ikan.

 

Percontohan budidaya magot di UPT DJPB dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara-Jawa Tengah. Sedangkan percontohan budidaya magot di masyarakat dilaksanakan di Den Maggots Farming yang berlokasi di Desa Gunung Sindur, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor-Jawa Barat.

 

Kelayakannya didasari oleh kesediaan kelompok guna menyiapkan lahan dan kemampuan ketua serta anggota kelompok terhadap teknologi budidaya magot, ketersediaan sampah organik, dan jalur pemasaran magot baik fresh maggot maupun dried maggot. “Selain di BBPBAP Jepara dan Den Maggots Farming telah berkembang budidaya magot di lokasi lain, baik secara mandiri maupun yang berasal dari bantuan pemerintah,” ungkapnya.

 

Pengembangan bahan baku alternatif pakan ini, terang Ujang, tidak hanya pada budidaya magot. Sampai kini sudah banyak penelitian yang dilakukan, antara lain, rumput laut jenis Ulva.

 

Ulvamemiliki laju pertumbuhan lebih cepat daripada rumput laut lain yang sudah umum dibudidayakan di Indonesia, seperti Kappaphycus atau Gracilaria dengan laju pertumbuhan spesifik dapat mencapai 55% per hari. Ulva merupakan organisme eurihalin yang tumbuh sama cepatnya, baik di air payau maupun di air laut, sehingga berpotensi diproduksi di seluruh pesisir Indonesia.

 

Ia menyebut, kualitas nutrien Ulva dapat bervariasi, bergantung pada nutrien yang ada di dalam perairan. Ulva yang tumbuh di lingkungan perairan yang rendah nutrien hanya mengandung protein sekitar 14%. Di sisi lain, kandungan protein Ulva dapat ditingkatkan sampai 44%, menyamai kadar protein bungkil kedelai, melalui rekayasa nutrien di dalam air. Kandungan asam amino esensial Ulva juga mirip dengan bungkil kedelai.

 

Ujang menambahkan, juga terdapat tanaman indigofera yang potensial digunakan sebagai bahan baku pakan sumber protein. Penggunaan indigofera telah diuji coba (Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi sebagai campuran dalam pembuatan pakan ikan patin.

 

Kemudahan dan Fasilitas

Guna mendukung pengembangan bahan pakan alternatif, urai Ujang, pemerintah memberikan sejumlah kemudahan dan fasilitas bagi pengusaha yang akan membuka usaha produksi pakan alternatif. Diantaranya, membantu dalam proses sertifikasi Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB) dan pendaftaran pakan ikan.

 

Selengkapnya Baca di Majalah TROBOS Aqua edisi 142/ 15 Maret - 14 April 2024

 
Aqua Update + Inti Akua + Cetak Update +

Artikel Lain