Inovasi Budidaya Udang Berkelanjutan

Inovasi Budidaya Udang Berkelanjutan

Foto: Istimewa


Lampung (TROBOSAQUA). Berbagai inovasi dan strategi dilakukan para pemangku kepentingan (stakeholder) agar tercapai budidaya udang vannamei yang berkelanjutan (sustainable) di tengah segudang tantangan, terutama penyakit dan jatuhnya harga udang. Berbagai inovasi dan strategi tersebut dikupas pada seminar nasional pengelolaan pesisir berlanjutan yang digelar Pascasarjana Unila, baru-baru ini.

 

Seminar ini dibuka Direktur Pascasarjana Unila Prof Murhadi. Dan dalam seminar ini menampilkan tiga pembicara yakni; Wayan Agus Edhy, praktisi budidaya udang; Agus Winarko, perwakilan PT CP Prima; Agus Setyawan, dosen budidaya perairan Unila, dengan dipandu Supono, Kaprodi S2 Manajemen Wilayah Pesisir dan Laut Pascasarjana Unila.

 

Pembicara pertama I Wayan Agus Edhy mengawali materinya dengan menyatakan, terdapat sembilan hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya udang berkelanjutan atau sustainable shrimp culture. Yaitu mulai dari pemilihan lokasi, desain tambak, manajemen sumber air, benur, manajemen pakan, manajemen kesehatan udang, keamanan pangan keadilan sosial dan biosekuriti. Dari poin ini yang erat kaitannya dengan mitigasi penyakit ada empat poin yaitu: biosekuriti, manajemen pakan, manajemen air dan manajemen bahan organik.

 

“Dari keempat hal ini yang akan disajikan tiga hal yakni tentang manajemen pakan, manajemen kualitas air dan manajemen bahan organik. Karena untuk menjelaskan protokol biosekuriti ini perlu sesi khusus tersendiri mengingat banyak sekali yang harus disampaikan,” ujarnya di depan sekitar seratusan peserta seminar yang mengikuti seminar secara langsung dan daring.

 

Pembicara berikutnya Agus Winarko memaparkan, sebelum tebar benur terdapat tiga hal sederhana yang bisa dilakukan guna mencegah penyakit terutama AHPND yang dilakukan di tambak-tambak pendampingan. Yakni sebelum mengisi air ke tambak dilakukan cek PCR.

 

Sementara Agus Setyawan mengawali matering dengan mengatakan, beberapa negara sudah menerbitkan peraturan terkait batasan kandungan antibiotik ataupun bahan-bahan kimia di dalam produk kejangkitan, baik antibiotik bahan kimia maupun juga bakteri salmonila dan sebagainya.edt/datuk-lampung

 
Aqua Update + Aqua Update + Cetak Update +

Artikel Lain